KEUTAMAAN IKTIKAF

 *KEUTAMAAN IKTIKAF:*


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ✰*

Barrokaloh fidunya wal akheroh..


Apa kabar temen* semua sahabat islam

Yang di berkahi Alloh swt..





Iktikaf yang dilakukan dengan ikhlas adalah salah satu amal yang paling utama. Sebab, dalam hal ini terdapat penyerahan nafsu kepada Allah SWT dan pengosongan hati terhadap hal-hal yang bersifat duniawi.


Seorang tabi’in yang bernama Atha RH berkata, “Orang yang beriktikaf adalah seperti orang yang mendatangi salah seorang pembesar hingga ke pintu rumahnya demi sebuah urusan dan duduk di sana sambil berkata, ‘Aku tidak akan berpisah dari sini sebelum keperluanku dipenuhi’.”


Begitu juga, orang yang beriktikaf pun duduk di rumah Allah SWT (masjid) dan memohon seraya berkata, “Sebelum Engkau mengampuniku, aku tidak akan pergi dari sini.”


Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa berusaha menyelesaikan masalah saudaranya, dia akan mendapatkan balasan pahala seperti orang yang beriktikaf selama dua puluh tahun. Barang siapa beriktikaf satu hari, niscaya Allah SWT akan menciptakan tiga parit di antara ia dan neraka, dan jarak di antara parit yang satu dengan lainnya sama seperti jarak antara timur dan barat.”


Dalam iktikaf terdapat penghinaan dan perlawanan terhadap hawa nafsu serta penolakan terhadap hal yang bersifat duniawi, dan ini merupakan langkah pertama untuk memperoleh kebenaran dan keikhlasan. Dalam iktikaf juga terdapat jalan untuk memperoleh rahmat Allah SWT, bertawakal kepada-Nya, dan meridhai segala rezeki yang diberikan-Nya dalam menjalani kehidupan.


Orang yang beriktikaf berarti mengkhususkan seluruh waktunya untuk melaksanakan shalat karena pada waktu-waktu di luar shalat ia tetap dalam keadaan menunggu shalat. Menunggu waktu shalat hukumnya pun seperti shalat.


Rasulullah SAW selalu melakukan iktikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan sampai waktu wafatnya tiba. Setelah beliau wafat, istri-istri beliau pun melanjutkan hal ini dengan melakukan iktikaf sampai mereka wafat.


Seorang mukmin yang berada pada tempat yang suci seperti ini, mengarahkan dirinya ke hadirat Allah SWT dengan hati yang suci dan lisan yang bersih, untuk beribadah sesaat dan bersikap penuh ketaatan sambil fokus agar dapat merasakan sebuah kenikmatan maknawi adalah sebuah ganimah yang sangat besar.


Hukum iktikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan adalah sunah muakad yang kekuatannya mendekati wajib. Apabila di sebuah negeri tidak ada seorang pun yang melakukannya, niscaya musibah yang besar akan muncul. Iktikaf harus dilakukan untuk meredam musibah tersebut.

Komentar

Postingan Populer